NEWS

ALASAN PENGGUNAAN MESIN ABSEN WAJAH

Perkembangan tehnologi mesin absen saat ini sangat berkembangan pesat, kita mengenal mulai dari penggunaan smart card, sidik jari, retina sampai dengan wajah.

Setiap mesin absen memiliki kelebihan masing-masing dan tentunya setiap perusahaan bisa menentukan dan memilih mesin yang cocok digunakan untuk efektifitas sistem absen.

Contohnya pada saat ini kita ketahui bahwa kita sedang menghadapi pandemi Covid 19 yang menyebabkan semua orang menjadi was-was ketika menggunakan mesin absen karena mesin absen yang banyak di gunakan saat ini adalah mesin absen fingerprint yang mengharuskan orang menempelkan jarinya pada sensor sehingga rentan terhadap penularan virus.

Nah untuk menghindari dan mencegah penularan ketika melakukan kegiatan absen , patut kiranya di pertimbangkan penggunaan mesin absen wajah. Dan adapun keunggulan mesin absen wajah sehingga perlu menjadi bahan pertimbangan adalah :

  1. Proses Absensi lebih praktis karena anda cukup berdiri di depan mesin absen agar wajah anda dapat di verifikasi.
  2. Lebih Higienis karena tidak perlu ada kontak langsung dengan mesin absen
  3. Akurat meski minim cahaya
  4. Tehnologi lebih moderm karena Dari perkembangan teknologi biometrik, identifikasi menggunakan wajah merupakan salah satu teknologi biometrik yang terkini. Banyak manfaat mesin absensi wajah yang dapat membantu menunjang berbagai kebutuhan perusahaan Anda.

TKS ELEVATOR ACCESS CONTROL PRODUK INDONESIA

Seiring dengan pembangunan yang semakin pesat khususnya semakin banyaknya pembangunan gedung-gedung tinggi pencakar langit , maka tak pelak lagi semakin banyak pemanfaatan dari Elevator  atau lift yang tentunya akan memudahkan aktifitas dan mobilitas orang-orang, penghuni, pekerja dalam sebuah gedung.

Kehadiran Elevator sangat memudahkan orang orang atau penghuni  untuk bisa menjangkau setiap lantai gedung yang menjadi lokasi aktifitasnya sehari-hari. Elevator bahkan menjadi kebutuhan pokok dari pembangunan sebuah gedung bertingkat dan bahkan rumah-rumah mewah saat ini.

Namun penggunaan elevator yang sangat membantu mobilitas orang,  masih menyisakan permasalahan bagi pengelola gedung, yakni persoalan bagaimana pemanfaatan elevator yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman serta tidak gunakan oleh orang-orang yang tidak punya kepentingan pada keberadaan elevator. Oleh Karena itu, faktor keamanan dan kenyaman dalam penggunaan elevator sangat penting untuk selalu di perhatikan. Sangat dibutuhkan peralatan tambahan seperti Access Control System yang dapat menjadi salah satu solusi permasalah tersebut.

Ditengah kebutuhan akan Keamanan dan kemudahan penggunaan Elevator dalam sebuah gedung perkantoran dan apartement . TKS Elevator Access Control hadir memberikan solusi yang tepat bagi semua jenis penggunaan elevator (Mitshubishi, Otis, Sigma, Schindler).  Elevator Access Control adalah system yang dapat mengontrol dan membatasi pengguna elevator access control melalui penggunaan kartu akses yang telah didaftarkan pada sebuah ssistem

TKS Elevator Access Control lebih aman karena menggunakan tekhnologi terkini yang berbasis Radio Frequency Identification( RFID) . Pengguna hanya dapat mengakses lantai menggunakan Lift jika memiliki kartu dan telah melalui proses pendaftaran dari pihak berwenang. Mudah pengoperasiannya karena pengguna tidak perlu lagi menekan tombol lift, cukup dengan mendekatkan kartu pada reader yang terpasang dalam lift dan lift akan bergerak ke lantai yang dituju. Tehnologi RFID yang digunakan pun bermacam-macam , mulai yang low frequency sampai High Frequency sehingga memiliki banyak alternative pilihan sesuai kebutuhan masyarakat.

TKS Elevator Access Control juga dilengkapi dengan software yang sangat lengkap dan mudah di operasikan. Dengan pengunaan software tersebut, tentunya  akan lebih mudah mengontrol penggunaan  dengan cara mengatur pengunaan kartu akses melalui pendaftaran kartu oleh petugas sesuai dengan hak akses baik lantai maupun waktunya, software juga dapat melakukan download data  untuk selanjutnya di buatkan laporan aktifitas pengguna kapan saja jika dibutuhkan.

Dengan adanya Software yang lengkap dan user friendly  tersebut memudahkan pengguna dalam mengatur penggunaan hak akses dan mengontrol penggunaan elevator sehingga keberadaan Elevator Access Control di rasakan jauh lebih bermaanfaat.

TKS Elevator Access Control telah teruji penggunaannya selama bertahun tahun pada customer kami dan yang lebih penting adalah alat ini diproduksi di dalam negeri serta menggunakan komponen dalam negeri sehingga jaminan purna jual yang murah dan lebih terjamin.

TKS Elevator Access Control adalah produk dalam negeri yang merupakan hasil pengembangan tenaga ahli dari PT. SARANA SISTEM MIKRO yang berhasil mengembangkan tekhnologi yang sangat efektif memberikan rasa aman dan kemudahan dalam pengoperasiaannya serta memiliki daya tahan lama.

SARANA SISTEM MIKRO sendiri adalah perusahaan swasta nasional yang dari tahun 1996 dan tetap konsisten mengembangkan dan memproduksi produk-produk bertekhnologi tinggi khsususnya Mesin Absen dan Akses Kontrol sebagai produk pengganti produk import yang senantiasa di butuhkan oleh industry untuk mendukung peningkatan produktifitas karyawannya sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sudah banyak perusahaan swasta nasional maupun internasional yang sudah menggunakan dan memanfaatkan produk-produk unggulan dari PT. SARANA SISTEM MIKRO, sebut saja Kompas Gramedia Grup, Indovision, Metro TV, Sharp Indonesia, Denso Indonesia, Semen Indonesia Grup.

Yang lebih penting lagi dari kami adalah bahwa sebagian besar produk kami adalah pengembangan dari hasil diskusi kami dengan customer kami sehingga menjadi produk yang sesuai kebutuhan mereka tetapi tetap memperhatikan unsur universal dari sebuah produk sehingga dapat di gunakan oleh sebagian besar perusahaan dalam industry.



PENTINGNYA DISIPLIN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS KARYAWAN

 

Disiplin Kerja – Adanya ketertiban dan kelancaran dalam suatu perusahaan untuk memperoleh hasil yang optimal, yakni dengan menegakkan kedisiplinan kerja. Kedisiplinan kerja bagi karyawan akan memberikan dampak suasana kerja yang menyenangkan. Hal ini tentu menjadi lebih semangat dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Namun, apabila karyawan dalam perusahaan anda tidak disiplin, seperti tidak mengerjakan tugas dengan baik, malas-malasan, atau hasil kinerja yang buruk, hingga tidak mengikuti peraturan yang ada dalam perusahaan, maka perusahaan akan sulit untuk bergerak maju dan mencapai apa yang telah diharapkan.

Disiplin kerja, adalah suatu hal yang sangat penting untuk pertumbuhan organisasi/perusahaan, terutama digunakan untuk memotivasi karyawan agar mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun secara kelompok.

Disamping itu, disiplin juga bermanfaat untuk mendidik karyawan dalam mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, serta kebijakan yang ada sehingga menghasilkan kinerja yang baik.

Sebagian perusahaan mungkin dapat menerima dengan kenyataan tersebut dan mampu melewatinya dengan baik. Namun, tak sedikit pula yang tahan berada pada lingkungan perusahaan yang tak mentaati kedisiplinan.

Untuk itu perlu kita pahami bersama agar disiplin kerja dapat di terapkan serta di terima dengan profesional dalam perusahaan. Tulisan ini akan mengkupas satu persatu tentang disiplin kerja.

 

Pengertian Disiplin Kerja

  1. Menurut Rivai (2011)

Disiplin kerja merupakan suatu alat yang hendak dipergunakan para manajer untuk melakukan komunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia dalam merubah perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang dalam memenuhu segala peraturan yang ada pada perusahaan.

 

  1. Menurut Hasibuan (2002)

Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan yang ada dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran yakni sebuah sikap seseorang yang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan pastinya sadar atas tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Kesedian yakni suatu sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.

 

  1. Menurut Sastrohardiwiryo (2003)

Disiplin kerja, ialah suatu sikap yang menghargai, menghormati, taat dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dan sanggung menjalankannya, tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanki yang berlaku, apabila melanggar tugas dan wewenang yang telah diberikan dalam perusahaannya.

 

  1. Menurut Sutrisno (2009)

Disiplin kerja yakni, perilaku seseorang ang menyesuaikan denga peraturan, prosedur kerja yang berlaku atau disiplin adalah sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari organisasi/perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.

 

  1. Menurut Sinambela (2018) menyimpulkan bahwa:

Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan karyawan menaati semua peraturan organisasi/perushaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan demikian, disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah perilaku mereka mengikuti aturan main yang ditetapkan. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Artinya, tanpa dukungan disiplin kerja pegawai yang baik, sulit bagi organisasi terebut untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat kita tarik kesimpulan bahwa disiplin kerja adalah tindakan manajemen untuk mendorong agar para anggota organisasi/perusahaan memenuhi berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku berupa tata tertib dan adanya sanksi bagi yang melanggarnya.

 

Jenis-jenis Disiplin Kerja

Jika ingin menjadi karyawan yang disiplin, alangkah lebih baiknya anda mengenal jeni-jenis disiplin kerja yang akan dipaparkan di bawah ini dalam versi Handoko (2011) sebagai berikut:

  1. Disiplin Preventif

Dalam disiplin ini, kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mampu mengikuti berbaga standarisasi dan aturan, sehingga hal tersebut dapat mencegah penyelewengan-penyelewengan yang mungkin terjadi.

 

  1. Disiplin Korektif

Dalam disiplin ini, kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

 

 

 

 

 

  1. Aturan Kompor Panas

Dalam disiplin ini, pada hakekatnya menyatakan bahwa tindakan kedisplinan hendaknya memiliki ciri-ciri yang sama dengan sanksi yang diterima seseorang karena telah menyentuh sebuah kompor panas.

 

  1. Disiplin Progresif

Dalam disiplin ini, memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terus berulang. Tujuannya ialah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-hukuman yang lebih serius dilaksanakan.

Adapun menurut Moekizat (2002), memiliki dua jenis disiplin kerja, sebagai berikut:

  1. Self Imposed Discipline

Ialah disiplin yang dipaksakan diri sendiri. Disiplin yang berasal dari diri seseorang yang ada pada hakikatnya merupakan suatu tanggapan spontan terhadap pimpinan yang cakap dan merupakan semacam dorongan pada dirinya sendiri artinya suatu keinginan dan kemauan untuk mengerjakan apa yang sesuai dengan keinginan kelompok.

 

  1. Command Discipline

Yakni disiplin yang diperintahkan. Disiplin yang berasal dari suatu kekuasaan yang diakui dan menggunakan cara-cara menakutkan untuk memperoleh pelaksanaan dengan tindakan yang diinginkan yang dinyatakan melalui kebiasaan, peraturan-peraturan tertentu. Dalam bentuknya yang ekstrem command discipline memperoleh pelaksanaannya dengan menggunakan hukum.

 

Indikator Disiplin Kerja

Didalam disiplin kerja juga ada indikator beserta aspek yang akan digunakan dalam menilai sikap disiplin kerja karyawan, untuk itu simak pembahasan indikator beserta aspek disiplin kerja dibawah ini, yakni;

 

 

 

 

 

  1. Tepat Waktu

Tepat waktu disini diartikan bahwa anda dapat menilai karyawan dari bagaimana disiplin dari waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, meliputi kehadiran dan kepatuhan karyawan melaksanakan tugas dengan tepat waktu dan benar. Misalnya, perusahaan menetapkan jam kerja pada pukul 07.00 wib s/d 16.00 wib, maka sebagai karyawan harus hadir dan selesai sesuai jam kerja yang telah ditentukan. Selain itu, jika perusahaan membetikan tugas yang harus diselesaikan, maka karyawan harus menyerahkan tugas harus tepat waktu.

 

  1. Taat Terhadap Peraturan dalam Perusahaan

Karyawan yang disiplin harus taat terhadap peraturan dalam perusahaan. Peraturan maupun tata tertib harus dibuat agar tujuan suatu perusahaan dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sikap kesetiaan dari karyawan terhadap komitmen yang telah ditetapkan pada perusahaan. Kesetiaan disini diartikan patuh dan taat dalam melaksanakan perintah dari atasan dan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan. Serta ketaatan karyawan dalam menggunakan kelengkapan pakaian seragam yang telah ditentukan organisasi atau perusahaan.

 

  1. Tanggung Jawab dalam Bertugas

Seorang karyawan harus memiliki tanggung jawab dalam bertugas. Salah satu wujud sebagai tanggung jawab karyawan yakni penggunaan dan pemeliharaan peralatan yang sebaik-baiknya, sehingga dapat menunjang kegiatan kantor berjalan dengan lancar. Serta adanya kesanggupan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan yang dapat dihandalkan.

Nah, itulah beberapa aspek dari displin kerja. Selanjutnya ada indikator disiplin kerja yang dapat kamu pahami, antara lain:

  • Taat terhadap aturan waktu. Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang, dan jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan.
  • Taat terhadap peraturan perusahaan. Peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan.
  • Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan. Ditunjukkan dengan cara-cara melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan unit kerja lainnya.

Taat terhadap peraturan lainnya di perusahaan. Aturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan dalam perusahaan.

 

Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Disiplin Kerja

Sikap disiplin kerja pada masing-masing seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal tentunya. Pada poin ini, akan dijelaskan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan. Dengan demikian, sobat Graneds dapat mencari jalan keluar untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan, antara lain:

  1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal, serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar mereka bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

  1. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, seperti berdisiplin, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan baik. Sebaliknya, apabila teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin) maka para bawahan pun akan kurang disiplin.

  1. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Balas jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Artinya, semakin besar balas jasa maka semakin baik kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil maka kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.

  1. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik.

Seorang manajer yang cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik, akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula.

  1. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, semangat kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir di tempat kerja untuk mengawasi dan memberikan petunjuk jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Waskat lebih efektif dalam merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya.

  1. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka karyawan akan semakin takut melanggar peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang.

  1. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikian, pimpinan akan memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.

  1. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationshipdirect group relationship, dan cross relationship hendaknya berjalan harmonis.

Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua karyawannya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi, kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

 

Saat ini banyak cara yang dapat di gunakan perusahaan untuk meningkatkan disiplin kerja, salah satunya adalah penggunaan alat absensi.

Sarana Sistem Mikro adalah perusahaan yang memproduksi mesin absen sejak tahun 1996 dan produknya sudah banyak di gunakan baik perusahaan besar dan kecil, dalam dan luar negeri. Menawarkan solusi tersebut, dengan hadirnya alat absensi, baik yang berbasis kartu maupun fingerprint.

1
Can we help you ?
Powered by